Selasa, 30 Maret 2010

Pikullah Salibmu

Simon orang Kirene datang ke Yerusalem untuk merayakan Paskah. Dia bertemu dengan Yesus yang sedang kepayahan memikul "salib." Tentara Romawi memerintahkan Simon untuk memikul salib Yesus. Simon tentu sangat terkejut. Ia sendiri pada saat itu tidak mengenal siapakah Yesus ini. Pasti hatinya marah dan kecewa karena acara merayakan Paskahnya menjadi terganggu. Mungkin juga ia marah terhadap "penjahat" yang melibatkan dirinya.

Mungkin kita kasihan kepada Yesus, seperti perempuan-perempuan Yerusalem itu (ayat 27). Tapi bukan simpati yang Yesus harapkan, melainkan iman yang tulus dan percaya. Sebagai tanda pertobatan kita, yang keluar dari hati kita kepada-Nya. Seperti yang dilakukan oleh Simon, tanpa berkata apa-apa dia memikul salib Yesus.

Kita harus memilih mau mengikut Yesus atau "melawan Dia" (Matius 12:30). Penderitaan Kristus bukanlah suatu kesedihan bagi kita orang yang percaya. Tetapi menjadi awal sukacita yang kekal bagi seluruh umatmanusia di dunia ini. Bahkan kini banyak orang yang berdoa supaya dapat turut serta dalam penderitaan Kristus!

Namun, Yesus menderita sendirian, karena para murid memang "meninggalkan" Dia. Dan penderitaan-Nya adalah untuk suatu penebusan dosa umat manusia. Dalam pekerjaan penebusan dosa ini, Tuhan Yesus tidakmemerlukan seorang penolong.

Oleh karena itu, kita memahami betapa menakutkan murka Allah terhadap "dosa"! Tetapi Allah juga memberikan kasih yang tak ternilai, bagi kita yang mengasihi Yesus Kristus. Yang mengerikan dari penyaliban ini adalah rasa sakit yang luar biasa, tetapi tidak mematikan. Korban dibiarkan mati kelaparan, kehausan di bawah teriknya matahari.

Tuhan mengijinkan diri-Nya sendiri untuk digolongkan sebagai salah satu dari "penjahat brutal." Rasul Petrus menguraikan penderitaan Yesus secara terperinci, "Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspuntelah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejakNya." 

Ia tidak berbuat dosa, dan tipu daya tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika Ia dicaci-maki, Ia tidak membalas dengan mencaci-maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkan kepada Dia yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh.

"Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu." (1 Petrus 2:21-25). "Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, Ia tidak layak bagi-Ku." (Matius 10:38).

Amin.

Pdt. Lisanty Lasso, STh